The Blog

UPI Bandung, Rabu, 18 Oktober 2017, 6 orang dosen UiTM (Universiti Teknologi MARA) melaksanakan lawatan akademik ke Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi, FIP UPI. Keenam orang dosen UiTM yang berkunjung di antaranya Puan Rafidah Abdul Aziz (Senior lecturer), Norshila Shaifuddin (Head, Center of Studies Library Management), Haliza Yahya (Senior Lecturer), serta Wan Nor Haliza Wan Mokhtar (Senior Lecturer), keempatnya merupakan dosen senior dari Library Management Program UiTM. Sementara dua dosen lainnya, Dr. Norhayati Husin (Deputy Dean), dan Dr. Wan Satirah Wan Mohd Saman (Senior Lecturer) dari fakultas yang sama dengan program berbeda, yaitu Research & Industrial Linkages. Maksud dan tujuan utama visiting lecturer ini adalah belajar mengenai Basic Bibliotherapy Workshop (BBW) bersama bunda Susan, selaku dosen matakuliah Biblioterapi di program studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi UPI, praktisi biblioterapis sekaligus pendiri Komunitas Biblioterapi Indonesia (KBI).

Pagi hari pukul 07.00 WIB rombongan dosen UiTM disambut langsung oleh Susanti Agustina, Dr.Yooke Tjuparmah, Hana Silvana, Angga Hadiapurwa, dan Gema Rullyana,  selaku perwakilan dosen prodi perpusinfo. Ketua Prodi Perpusinfo, Dr Riche Chyntia, kala itu berhalangan hadir karena harus memenuhi undangan Perpusnas RI ke Jakarta. Sebagai kegiatan informal di pagi hari, para tamu diajak berkeliling lingkungan UPI menggunakan mobil odong-odong UPI. Rombongan juga berkesempatan untuk memasuki gedung rektorat, menikmati pemandangan hingga  berfoto di gedung Isola, napak tilas gedung peninggalan bersejarah yang menjadi ikon UPI. Setelah puas menjelajahi gedung Isola, dilanjutkan visit lecturer ke kelas mata kuliah “psikologi perpustakaan” di lt.3 ruang bookstore FIP. Keenam dosen UiTM masing-masing memberikan kuliah singkat dan motivasi kepada mahasiswa Perpusinfo angkatan 2017. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk tanya jawab. Meski singkat, namun pasti terdapat banyak manfaat.

Selepas visiting lecturer di kelas, rombongan ditemani  menuju  perpustakaan UPI. Di perpustakaan UPI ketika itu sedang berlangsung berbagai macam kegiatan perlombaan menarik. Meski kondisi perpustakaan sedang sibuk karena perlombaan dan renovasi gedung, namun penerimaan dari pihak pustakawan perpustakaan UPI begitu ramah dan menyenangkan. Rombongan disambut dan diajak berkeliling perpustakaan UPI. Setelah dari Perpustakaan UPI, rombongan dosen UiTM kemudian diterima secara simbolis di ruang rapat FIP UPI oleh Wadek 1, Dr. Rudi Susilana, beserta Ketua Depkurtekpend, Dr Laksmi Dewi, dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan siang. Sajian khas Jawa Barat, nasi tutug oncom dan kue tradisional di nampan, menambah cita rasa khas Indonesia. Usai makan siang dan ramah tamah, rombongan dosen UiTM diajak untuk melaksanakan sholat dzuhur berjamaah di masjid Al Furqon. Tak ketinggalan, setelah menunaikan sholat, meski rintik gerimis siang itu, rombongan dosen UiTM ditemani Susanti Agustina (dosen prodi perinfo) dan Ridwan Sutisna (dosen prodi tekpend) menuju museum Pendidikan Nasional UPI, hingga sore hari.

Keesokan harinya, Kamis 19 Oktober 2017 rombongan berkunjung ke Eco Bambu Cipaku untuk memulai kegiatan inti, yaitu belajar mengenai Basic Bibliotherapy Workshop (BBW). Kegiatan BBW yang semula diperuntukkan bagi dosen tamu UiTM, akhirnya dibuka secara umum karena melibatkan anggota KBI yang telah menerapkan biblioterapi di bawah pembinaan bunda susan, untuk berbagi pengalaman mengenai perkembangan biblioterapi di Indonesia. Dalam BBW mereka belajar mengenai Sejarah Biblioterapi di Indonesia, Didactic Bibliotherapy, hingga menyerap pengalaman implementasi biblioterapi dari anggota Komunitas Biblioterapi Indonesia (KBI), baik secara online maupun offline. Peserta BBW  yang hadir berjumlah 30 orang, mereka adalah delegasi dari berbagai wilayah di Indonesia. Setelah mengikuti BBW mereka yang lulus mendapatkan sertifikat basic bibliotherapy sebagai prasyarat mengikuti Thematic Bibliotherapy untuk meningkatkan kompetensi menjadi biblioterapis. Biblioterapis merupakan salah satu kompetensi “librarian as specialist“. Di tengah euforia teknologi informasi modern, keterampilan biblioterapis amat sangat mendesak, terlebih sebagai pendampingan bagi perkembangan dimensi kognitif, afektif, psikomotorik dan spiritual pengguna informasi baik melalui atau tanpa media.

Ke depan, kerjasama pengembangan biblioterapi antara Indonesia dengan Malaysia akan terus dikembangkan melalui kerjasama pendidikan/ pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat, hingga pembentukan Federasi Biblioterapi Islami (Islamic Bibliotherapy Federation) berbasis Quran. Terapi buku/ biblioterapi dalam konteks kepustakawanan informasi yang sejatinya merupakan titah wahyu QS. Al Isra: 82, telah ada sejak 610 M. Kegiatan kunjungan ini pun disempurnakan dengan proyek wakaf buku anak-anak yang diinisiasi oleh Puan Rafidah Abdul Aziz dan disepakati oleh bunda Susan, yaitu tukar menukar buku anak-anak dari Malaysia dan Indonesia secara simbolis, sebagai tanda bermulanya kerjasama pengembangan biblioterapi bagi kedua negara. Tahniah! (Susanti/Red)