The Blog

UPI, Bandung. Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia telah melaksanakan acara Peresmian Pusat Kolaborasi Riset Etnopedagogik Berkelanjutan, Peresmian Studi Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Program Studi Pendidikan Khusus, dan Bedah Buku Etnopedagogik. Acara ini dilaksanakan pada Jumat (02/05) bertempat di Auditorium Fakultas Ilmu Pendidikan lantai 10 Universitas Pendidikan Indonesia. Acara ini dihadiri oleh rektor UPI Prof. Dr. M. Solehuddin, M. Pd., M.A., Prof. Dr. Dinn Wahyudin, M. A. selaku narasumber yang merupakan Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia, Dr. Dani Hadiana, M. Si. selaku narasumber yang merupakan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Yeni Rachmawati, M. Pd., Ph. D. Selaku narasumber dan merupakan ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Universitas Pendidikan Indonesia. Acara ini dibuka oleh MC dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars FIP. Lalu dilanjutkan dengan sambutan sekaligus peresmian acara Peresmian Pusat Kolaborasi Riset Etnopedagogi, Peresmian Pusat Studi Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas Program Studi Pendidikan Khusus, dan Bedah Buku Etnopedagogik oleh rektor UPI Prof. Dr. M. Solehuddin, M. Pd., M.A.. Setelah peresmian acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Lalu setelahnya dilakukan Peresmian simbolis pemotongan pita di Kantor Pusat Kolaborasi Riset Etnopedagogi yang baru dibangun di lantai 10 Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Kegiatan Bedah Buku dalam memperingati hari pendidikan nasional dipaparkan oleh 3 narasumber yaitu, Dr. Dani Hadiana, M. Si. selaku peneliti ahli madya di Pusat Riset Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yeni Rachmawati, M. Pd., Ph. D. Sebagai ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia dan Prof. Dr. Dinn Wahyudin, M. A. Selaku Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia.

Penyampaian pertama disampaikan oleh Dr. Dani Hadiana, M. Si. Yang menyampaikan mengenai Etno-Neuro Pedagogi: Transformasi Pembelajaran Berkearifan Lokal dan Akal. Berdasarkan pemaparan Dr. Dani Hadiana, M. Si.  ada 2 jalur besar pendidikan yaitu, yang pertama ada Etnopedagogi yang menyediakan lingkungan belajar yang mulia (nurture) secara mendalam melalui nilai-nilai lokal, kearifan komunitas dan pendidikan berbasis relasi. Dan yang kedua, Neuropedagogi yang mengoptimalkan fitrah (nature) dengan memahami bagaimana otak, emosi dan plastisitas manusia bekerja saat belajar. Poin utamanya adalah neuroplasticity, emotion drives attention, safe brain learns better, meaning before memory.  Dr. Dani Hadiana, M. Si. Juga menyampaikan bahwa Etno-Neuro Pedagogi bukan hanya mengajar murid tentang dunia, tapi menghubungkan mereka Kembali dengan dunia melalui kearifan lokal dan akal. Untuk mencapai hal tersebut perlu dibentuk tiga Pusat Kolaborasi Riset yang diantaranya, Pusat Kolaborasi Riset Etnopedagogi Berkelanjutan yang baru saja diresmikan di Universitas Pendidikan Indonesia, Pusat Kolaborasi Riset Neuro-Pedagodi dan Pusat Kolaborasi Riset Etno-Neuro Pedagodi.  Di akhir pemaparannya Dr. Dani Hadiana, M. Si. Menyampaikan bahwa Etno-Neuro Pedagogi bukan sekedar pendekatan. Ia adalah jalan pulang Pendidikan Indonesia, Kembali pada kearifan lokal dan akal.

Selanjutnya penyampaian kedua disampaikan oleh ibu Yeni Rachmawati, M. Pd., Ph. D. Sebagai ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (GPAUD) Universitas Pendidikan Indonesia. Ibu Yeni Rachmawati, M. Pd., Ph. D. menyampaikan tentang Kajian Etnopedagogik dalam ranah penelitian kualitatif. Pada intinya kenapa Etno-Pedagogik yaitu karena Indonesia merupakan negara yang kaya falsafah, budaya, Bahasa, value, geografis dan tradisi. Lalu Indonesia juga punya Sejarah masa lalu yang gemilang. Ibu Yeni Rachmawati, M. Pd., Ph. D. juga menyampaikan bahwa Masa lalu adalah bekal untuk hari ini, hari ini adalah bekal untuk masa depan: “barang siapa yang menghargai masa lalu, ia dapat menjalani masa kini, dan membangun masa depannya”.

Dan penyampaian ketiga disampaikan oleh Prof. Dr. Dinn Wahyudin, M. A. Selaku Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia yang membahas mengenai buku yang berjudul  “Nimao Witimi Papua” buku ini berisi 15 topik yang di antaranya: Akulturasi di Tanah Papua; Living Curriculum; Fenomena Guru Mangkir; Buta Huruf di Papua; Sering bawa “Baju Baru”; Ragam Boga Papua; Mop Humor Ala Papua; Bahasa Ibu yang Semakin Punah; Sekolah dan Perguruan Tinggi di Perbatasan; dan Bergerak Bersama, Torang bisa. Buku ini ditulis oleh 14 penulis yang sebagian besarnya merupakan orang Papua asli. Dengan prof. Dinn sendiri sebagai editor bukunya. Pada intinya, dengan diadakannya Pusat Kolaborasi Riset Etnopedagogi Berkelanjutan diharapkan bisa mendorong transformasi Pendidikan yang lebih manusiawi, berkeadaban, dan selaras dengan semangat keberlanjutan sosial, budaya, dan lingkungan serta memenuhi kebutuhan Pendidikan yang relevan, berakar pada nilai-nilai budaya Masyarakat. (Syifa Rahmawati/Red)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Your Comment*

Name*

Email*

Website