The Blog

5 Mei 2025 – Mahasiswi program studi Perpustakaan dan Sains Informasi angkatan 2021, Hasna Nurul Fajri, berkesempatan untuk mengikuti Wikisource Conference 2025, yang diselenggarakan pada 13-16 Februari 2025 lalu di Sanur, Bali. Konferensi internasional yang diprakarsai oleh kolaborasi dari Wikimedia Foundation, Yayasan Wikimedia Indonesia, serta kontributor proyek Wikisource dari berbagai negara ini menjadi ajang interaksi antara kurang lebih 67 partisipan yang berasal dari kalangan komunitas lokal, ahli preservasi dan teknologi, serta perpustakaan maupun institusi kebudayaan berskala global.

Mengusung tema “Transform and Preserve Heritage Digitally,” Wikisource Conference tahun ini menghadirkan pembicara utama dari kalangan ahli preservasi maupun ahli yang bergerak di bidang pelestarian budaya. Pada hari pertama, sesi pembicaraan diawali oleh kilas balik penyelenggaraan proyek Wikisource Loves Manuscript yang diinisiasi oleh Wikimedia Indonesia dan kolaborasinya dengan Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah. Kemudian dilanjutkan dengan topik kondisi manuskrip Indonesia dan upaya preservasi dan digitalisasi yang dilakukan, dibawakan oleh Dr. Munawar Holil, ketua Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASSA), dan Dr. Cokorda Rai Adi Paramartha dari Universitas Udayana. Pada hari kedua, kurator digital koleksi Asia dan Afrika British Library, Dr. Adi Keinan-Schoonbaert memaparkan mengenai kolaborasi British Library dengan komunitas Wikisource Jawa dan Bengal dalam preservasi manuskrip kuno tradisional.

Kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi warisan budaya yang sudah terdigitalisasi melalui perangkat lunak Google Art & Culture yang dibawakan oleh Cassie Chan selaku bagian dari Google APAC Search Partnerships. Pada hari terakhir, Andi Stauder dari READ-COOP, mengenalkan Transkribus, perangkat lunak yang memungkinkan transliterasi aksara kuno khususnya yang tertulis dalam manuskrip seperti daun lontar yang juga dimiliki oleh masyarakat Bali. Di luar sesi yang dibawakan oleh pembicara utama, konferensi ini juga memberikan kesempatan oleh peserta untuk dapat bertemu dan berdiskusi dalam lingkup yang lebih kecil mengenai topik-topik berkenaan dengan preservasi, pelestarian budaya, dan kaitannya dengan penggunaan teknologi digital. Beberapa sesi tersebut, antara lain diskusi terfokus kelompok kecil mengenai proyek digitalisasi, penggunaan proyek Wikisource oleh Perpustakaan Daerah di New Zealand, hingga upaya masyarakat lokal dalam melestarikan manuskrip kuno daerahnya masing-masing. Setelah terselenggaranya konferensi ini, diharapkan partisipan dapat terus berkontribusi terhadap proyek Wikisource, serta pengetahuan yang diperoleh mengenai urgensi preservasi budaya, khususnya manuskrip kuno kedaerahan, dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan dan kondisi yang terjadi di komunitas masing-masing. (Hasna/Red)

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Your Comment*

Name*

Email*

Website