Bandung, 9 Mei 2025 – Dalam rangka memperkuat pemahaman teoretis sekaligus meningkatkan keterampilan praktis mahasiswa, Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) angkatan 2022 mengadakan kegiatan kuliah langsung di lingkungan Perpustakaan UPI. Kegiatan ini merupakan bagian dari mata kuliah Digital Asset Management (DAM), yang berlangsung pada Jum’at, 9 Mei 2025.

Kuliah spesial ini dihadiri oleh Bapak Dr. Angga Hadiapurwa, M.I.Kom. dan Ibu Yayu Wulandari, M.I.Kom., selaku dosen pengampu mata kuliah DAM. Turut mendampingi dalam kegiatan ini adalah Ibu Damayanty, M.I.Kom. dan Bapak Hada Hidayat, M.I.Kom., sebagai pustakawan senior di Perpustakaan UPI yang turut mendampingi selama proses pembelajaran berlangsung.
Sebanyak 18 orang mahasiswa yang terdaftar dalam mata kuliah DAM semester genap tahun akademik 2024/2025 turut serta dalam kegiatan ini. Pematerian dipandu oleh Bapak Muhammad Haidar, S.S.I., staf Digital Asset Management di Perpustakaan UPI sekaligus alumni Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi UPI angkatan 2016. Materi juga disampaikan dengan pendampingan dari Ibu Rizki Melinda Sari, S.S.I., alumni prodi yang sama dari angkatan 2015.
Dalam sesi tersebut, Bapak Muhammad Haidar menjelaskan tiga prosedur utama dalam pengelolaan digital aset di perpustakaan, yaitu:
- Unggah Non-Tugas Akhir,
- Sistem Unggah Mandiri, dan
- Digitasi Aset.
Masing-masing prosedur dilengkapi dengan SOP yang detail, sehingga membantu mahasiswa memahami alur kerja nyata dalam pengelolaan koleksi digital di institusi perpustakaan. Sesi berlangsung secara interaktif, dengan antusiasme tinggi dari para mahasiswa yang aktif bertanya, termasuk mengenai pentingnya file naming convention dalam proses digitalisasi.
Tidak hanya menerima penjelasan teoritis, mahasiswa juga diajak untuk melakukan simulasi praktik digitasi. Setiap peserta dibagi ke dalam dua kelompok agar lebih mudah dalam menggunakan dua unit mesin scanner yang tersedia di perpustakaan. Mahasiswa diberikan dokumen-dokumen dalam berbagai bahasa seperti Jepang, Inggris, dan Arab yang telah melalui proses disbinding (pelepasan jilid).
Dalam praktiknya, mahasiswa melakukan beberapa tahapan, mulai dari pemilahan dokumen sesuai bagian, proses scanning, penyimpanan file secara lokal, hingga merapikan kembali dokumen setelah proses selesai. Pengalaman ini menjadi sangat berharga karena bagi banyak mahasiswa, ini adalah pertama kalinya mereka terlibat langsung dalam proses digitalisasi yang sebenarnya, yang ternyata memiliki kompleksitas tersendiri dibandingkan hanya belajar dari buku teori.
“Ini adalah pengalaman baru bagi kami. Meskipun tampak sederhana saat dibaca di buku, namun ketika kita praktikkan sendiri, ada banyak hal teknis yang harus diperhatikan,” ujar salah satu peserta.
Setelah sesi praktik selesai, seluruh peserta, dosen, dan staf pustakawan mengakhiri kegiatan dengan sesi foto bersama sebagai kenang-kenangan atas pelaksanaan kuliah edukatif ini.
Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam memperkaya wawasan mahasiswa sekaligus menyiapkan mereka untuk menghadapi dunia kerja yang semakin digital dan berbasis teknologi. (Red/Dimas Saputra)
